Prinsip Hidup

Jangan pernah menangisi sesuatu yang hilang di masa lalumu tapi berjuanglah untuk mencapai sesuatu yang ajaib di masa depanmu.. Pengharapan terbesar hanya dari Tuhan saja.. Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati, Kasih itu tidak cemburu, Kasih itu tidak memegahkan diri Kasih itu tidak sombong, Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan, Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri, Kasih itu tidak pemarah, Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain, Kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan, Kasih itu menutupi segala sesuatu, Kasih itu percaya segala sesuatu, Kasih itu mengharapkan segala sesuatu, Kasih itu sabar menanggung segala sesuatu. Kalau lembut jangan lemah,Kalau Tegas jangan Kasar,Kalau Benar jangan Takut, Kalau Berani jangan Sombong. Itu juga yg menjadikanmu disegani |Anda bisa membaca Artikel-artikel yang lain misalkan http://jejeqian.blogspot.com/2012/10/bapa-surgawi-adalah-sumber-penyedia.html , your comments make me happy Terima Kasih sudah membaca

November 08, 2012

Memupuk Kebajikan.


Sebuah kisah inspiratif terjadi di propinsi Ciang Si, Kota Nan Chang tahun 1938.

Saat itu masa peperangan dimana Ciang Kai Sek menjabat sebagai komandan laskar di Nan Chang.

Di waktu luang, banyak tentara berbelanja keperluan sehari-hari. Saat itu mata uang yang digunakan adalah Yen.

Kaum wanita berusia lanjut dan lemah berjajaran di sepanjang jalan menjual handuk dan kaos kaki untuk keperluan tentara.



Suatu hari seorang nenek menangis terisak-isak. Rupanya seseorang telah membeli banyak sekali dagangannya dengan kepingan uang Yen palsu. Ketika nenek itu sadar uang itu palsu, si pembeli sudah lenyap entah kemana.

Kebetulan lewat seorang tentara yang baru gajian. Melihat sang nenek sangat sedih, ia menghiburnya.
“Tak usah sedih Nek, gaji saya cukup. Tukarkan uang palsumu kepada saya sebagai kenang²an. Nah, ini ambillah. Semoga dapat menjadi modal usahamu kelak.”

“Mana boleh? Mana mungkin saya menerima sementara anda yang mengorbankan uangmu”, Si Nenek bersikeras tidak mau menerima tawaran si tentara. Tapi karena tak tega menolak ketulusannya, akhirnya ia menerima juga dengan ucapan terima kasih yang mendalam.

Selang beberapa bulan si Tentara berdinas kembali ke kota Nan Chang dan mencari Nenek yang malang itu. Dia berkata bahwa kepingan Yen palsu itu telah menyelamatkan nyawanya.

Ceritanya ketika dia berada di barisan depan dalam medan pertempuran, tiba-tiba sebuah peluru menghantam dadanya. “Tamat sudah kali ini,” pikirnya hingga pingsan karena ketakutan.

Tapi begitu mata dibuka, sakitnya tidak terasa. Dirabanya tapi tak ada darah sedikitpun. Waktu menyentuh kepingan logam yang berada di kantong kirinya ternyata kepingan uang Yen palsu itu sudah cekung oleh peluru.


Siapa bilang perbuatan baik dan jahat tiada akibatnya?
Hanya karena waktu belum matang, hingga benih kebaikan yang ditabur belumlah berbuah.
Inilah salah satu kesaksian betapa pentingnya memupuk kebajikan.

Self Respect

Attitude to Beauty, Style
Terima Kasih telah membaca postingan ini,
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar sahabat untuk perkembangan postingan saya ke depan.
Saya akan kembali dan mengunjungi Blog sahabat.

Je2Q
Credit by Jejeqian, COPAS MOHON SERTAKAN SUMBER